Minggu, 12 Februari 2012

Krenyes Gurih si Udang Kremes

Jakarta - Buat yang lagi lapar berat, makan di tempat ini dijamin puas. Ada beragam pilihan lauk tradisional yang enak dimakan dengan nasi merah atau nasi putih hangat mengepul. Udang goreng kremes yang renyah gurihnya sangat cocok disuap bersama tumis pucuk labu. Nyam nyam... sedap! Kalau sedang lapar berat yang paling cocok di lidah tentunya makanan tradisional atau makanan Asia yang akrab di lidah. Resto tradisional pun kini tampil dengan sajian yang lebih apik dan menggugah selera. Seperti yang saya temui di Talaga, resto yang ada di kawasan Epicentrum Walk ini. Dari daftar menu tidak terlalu banyak makanan tradisional yang ditawarkan tetapi justru memudahkan untuk memilih. Dari gado gado, karedok, aneka olahan ayam, daging, ikan hingga pencuci mulut yang menggiurkan. Untuk nasinya juga ada pilihan nasi merah atau nasi putih. Nasi kendil yang unik agak sedikit berbeda dari yang saya bayangkan. Saya duga nasi ini mirip dengan nasi liwet tetapi dimasak dengan kendil tanah liat (bukan aluminium). Rupanya nasi kendil ini merupakan penyajian lain dari nasi rames yang ditaruh dalam kendil. Nasi putih yang hangat diberi topping dendeng balado, sambal goreng hati ampela, opor ayam dan kering tempe. Porsinya cukup buat pengganjal perut lapar. Rasa pedas gurih dendeng balado makin terasa kuat dengan paduan sambal goreng hati yang juga gurih pedas. Opor ayam yang disuwir halus plus kering tempenya bisa jadi penetral rasa pedas. Sebuah racikan nasi komplet yang cukup menarik rasanya. Udang goreng kremes yang pada foto menu terlihat sedikit porsinya ternyata lumayan besar. Udang pancet sedang yang dibalut tepung dan digoreng berikut kepalanya ditata menggunung di atas piring datar. Di bagian bawahnya ditaruh mi kering. Kremesan yang berupa adonan telur dan tepung beras berserabut kering dalam gumpalan menimbuni udang goreng. Aroma gurih udang dan telur langsung menggelitik hidung. Sungguh menggiurkan!
Krenyes kres... kres...lapisan tepung udangnya renyah dan langsung terlacak jejak ketumbar dan bawang putih yang menjadi bumbu udang. Kepala udang yang ikut digorengpun terasa renyah gurih. Sementara kremesan yang empuk renyah garing makin melengkapi rasa gurih udang ini. Untuk lauk sayuran selain tumis kangkung dan tauge, ada kecipir dan pucuk labu. Daun labu muda yang ditumis ini tak mengecewakan rasanya. Irisan cabai merah, cabai hijau memberi aksen pedas menggigit yang enak. Pucuk labu yang renyahpun terasa makin enak dengan selingan teri nasi dan sedikit santan yang membaluri tumisan ini. Sepertinya udang kremes dan tumis pucuk labu ini makin asyik dimakan dengan nasi merah yang pulen wangi. Untuk melengkapi sajian gaya tradisional ini, juga ada beragam pilihan minuman. Bandrek, wedang jahe hingga the poci. Teh poci yang disajikan dalam poci keramik putih plus gula batu ini akhirnya menjadi penutup santapan yang pedas gurih sedap ini! Karena saya penggemar teh tubruk yang kental, teh poci sedikit terasa kurang pekat. Seandainya tehnya 'nasgitel' tentulah makin sedap rasanya. Jejak gula batu yang manis di akhir seduhan bakal jadi penutup yang sempurna. Wah, perut yang kenyang membuat saya tak tergoda untuk memesan aneka racikan es sebagai sajian penutup. Tempat ini cocok buat makan bersama teman-teman kantor. Ada meja panjang yang bisa menampung 8 orang dan harga yang ditawarkan tak terlalu mahal untuk dinikmati 4-5 orang. Seporsi nasi kendil Rp.55.000,00, udang kremes Rp.70.000,00 dan tumis pucuk labu Rp. 17.500,00. Nah, kalau sedang lapar berat dan ada di kawasan ini, bisa jadi alternatif makan siang. Talaga Restaurant Epicentrum Walk, Grand Floor Komplek Rasuna Epicentrum Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan Telp: 021- 29941224

Tidak ada komentar:

Posting Komentar