Brussel -
Beberapa negara anggota Uni Eropa (UE), termasuk Jerman,
Inggris, Italia, Belanda, Austria dan Belgia, kemungkinan akan
menghadapi kekurangan serius jumlah guru.
Demikian laporan terbaru Key Data on Education in Europe 2012
yang diterbitkan oleh Komisi Eropa. Laporan tersebut telah
dipresentasikan pada pertemuan Menteri Pendidikan UE di Brussel hari
ini, Jumat (10/2/2012).
Laporan tersebut menunjukkan bahwa
jumlah lulusan spesialis pendidikan akan menurun bersamaan dengan saat
guru aktif saat ini banyak mendekati usia pensiun.
Di samping
itu laporan juga menyoroti tanda-tanda yang membesarkan hati, antara
lain pendanaan untuk pendidikan stabil di sebagian besar negara-negara
anggota UE.
Laporan juga menggarisbawahi bahwa pendidikan
tinggi tetap merupakan jaminan terbaik melawan pengangguran, dimana
lulusannya lebih cepat menemukan pekerjaan dibandingkan lulusan di
bawahnya.
"Laporan ini sumber tak ternilai bagi para pembuat
kebijakan dan memberi panduan penting untuk keputusan masa depan," ujar
Komisaris Pendidikan, Kebudayaan, Multibahasa, dan Pemuda Androulla
Vassiliou dalam keterangan pers kepada detikcom petang ini.
Menurut Vassiliou, pengembangan profesional guru merupakan faktor kunci
dalam memastikan pendidikan berkualitas tinggi bagi siswa.
"Itu sebabnya, Erasmus for All
(program baru usulan Komisi Pendidikan, red) bertujuan untuk memperkuat
pengembangan staf pengajar profesional, sementara pada saat sama juga
memodernisasi sistem pendidikan," imbuh Vassiliou.
Laporan itu
juga menemukan bahwa pelatihan yang ditargetkan bagi para guru, seperti
mentoring, bimbingan untuk penilaian dan observasi kelas, sekarang ini
lebih luas di seluruh Eropa. Namun, langkah-langkah ini belum cukup
untuk meningkatkan daya tarik untuk mengajar.
Komisi Pendidikan
ingin memberikan kontribusi pada daya tarik dan kualitas profesi dengan
menyediakan 1 juta guru dengan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman
mengajar dan pelatihan di luar negeri sebagai bagian dari program Erasmus for All.
Laporan juga menyebutkan bahwa pangsa dari populasi dengan kualifikasi
tersier telah bangkit dan bahwa lulusan pendidikan tinggi yang menemukan
pekerjaan dua kali lebih cepat dari lulusan dengan kualifikasi lebih
rendah (5 bulan dibandingkan 9,8 bulan).
Temuan ini menunjukkan
bahwa target UE pada 2020 untuk pencapaian 40% tingkat pendidikan
tinggi telah didukung oleh bukti kuat, namun demikian jelas pula bahwa
para lulusan ternyata lebih tinggi kualifikasinya untuk profesi gurudan
bahwa beberapa profesi lain menawarkan perspektif lebih baik.
Eddi Santosa - detikNews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar